Mengapa Harga Beras Mahal Sementara Petani Makin Miskin

Posted by

Pemerintah Indonesia seringkali mengeluarkan kebijakan impor beras yang dianggap merugikan petani. Namun apakah kebijakan impor beras ini harus dihentikan sementara ketersediaan beras di pasaran sering kali tidak mencukupi kebutuhan masyarakat.


Banyak dari kita yang bertanya-tanya, dengan kondisi beras langka seperti ini mengapa petani masih saja merugi setiap musim panen tiba, bahkan ongkos panen lebih tinggi dibanding hasil panen itu sendiri. Hal ini disebabkan tidak lain karena petani hanya menjual gabah basah kepada pengepul yang nilai jualnya rendah (hanya kisaran 5000 rupiah/kg) terlebih lagi pada musim panen biasanya harga gabah anjlok karena kelebihan stok.

Berbeda halnya dengan pengepul atau pemilik tempat penggilingan padi yang dapat menjual beras kapan saja atau tidak langsung menjual beras seketika panen tiba. Menurut salah seorang petani biasanya beras dari pengepul dijual 7000 rupiah/kg. Hal ini membuat pengepul padi memperoleh untung besar.

Akan lebih menguntungkan bagi para petani jika mereka menjual gabah dalam kondisi kering, atau melakukan "rolling" atau pergantian tanaman dengan cabai atau bawang pada waktu-waktu tertentu. Selain itu pelarangan penggilingan padi keliling seharusnya tidak diberlakukan agar memudahkan petani dalam menggilingkan padinya.

Share this article and get touch!

Demo Blog NJW V2 Updated at: 07.54

1 komentar:

  1. Begitulah nasib para petani dan juga peternak di Indonesia. meskipun harag di tingkat konsumen mengalami kenaikan mereka tidak serta merta menikmati hasilnya, hal ini diperarah oleh pemerintah yang tidak memberikan subsidi kepada para petani, tetapi justru membuka kran import bahan baku selebar-lebarnya. ya ampun negara yang "gemah ripah loh jinawi" harus import beras. perlunya kita doakan bangsa ini agar bisa menjadi bangsa yang seperti dulu dimana semua bangsa di dunia tergiur dengan kekayaan bangsa ini. salam kenal http://ftw1974.blogspot.com/2011/09/deway.html

    BalasHapus